JENIS-JENIS SAPI POTONG
JENIS-JENIS SAPI POTONG
Jenis sapi potong ialah sapi yang
memiliki kemampuan untuk memproduksi daging dengan cepat, dan pembentukan
karkas baik dengan komposisi perbandingan lemak dan protein seimbang hingga
umur tertentu. Pada umumnya sapi potong memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Bentuk tubuh yang padat dan lurus
b)
Dalam dan lebar
c)
Badannya berbentuk segi empat
dengan seluruh bagian badan penuh berisi daging.
Sapi-sapi yang termasuk ke dalam jenis sapi potong antara lain yaitu:
a)
Sapi Ongole
b)
Sapi Brahman
c)
Sapi Sumba Ongole (SO)
d)
Sapi Shorthorn
e)
Sapi Hereford
f)
Sapi Brangus
g)
Sapi Santa Gartudis
h)
Sapi Aberden Angus
i)
Sapi Droughtmaster
j)
Sapi Sahiwal Cross
k)
Sapi Australian Commercial Cross
l)
Sapi Limosin
m) Sapi
Peranakan Ongole
n)
Sapi Simmental
1) Sapi Brahman
Sapi Brahman adalah sapi yang
berasal dari India, yang termasuk dalam Bos indicus yang kemudian diekspor ke seluruh
dunia. Jenis yang utama dari sapi ini ialah Kankrej (Guzerat), Ongole, Nelore,
dan Gir. Sapi Brahman dimanfaatkan sebagai penghasil daging. Ciri-ciri sapi
Brahman yaitu memiliki punuk besar, telinga, tanduk besar dan gelambir yang
memanjang berlipat-lipat dari kepala kebagian dada.
Sapi Brahman selama berabad-abad lamanya
telah menerima kondisi kekurangan pakan, serangan parasit, penyakit, serangga
dan iklim ekstrim di India yang menjadikan sapi Brahman mampu beradaptasi secara
baik dengan berbagai lingkungan yang ada. Daya tahan dari panas juga lebih baik
dibandingkan dengan sapi eropa karena sapi brahman memiliki lebih banyak
kelenjar keringat, kulit yang berminyak diseluruh tubuh yang membantu dalam resistensi
terhadap parasit.
Sapi Brahman mempunyai
karakteristik tubuh yang berukuran sedang dengan berat jantan dewasa serkitar
800 sd 1100 kg, sedangkan betinanya sekitar 500-700 kg. Lalu berat pedet yang
baru lahir berkisar antara 30-35 kg, serta bisa tumbuh lebih cepat dengan berat
sapih kompettif dengan jenis sapi-sapi lainnya. Persentase karkasnya berkisar 48,6
s.d 54,2%, dengan pertambahan berat harian berkisar 0,83-1,5 kg.
Sapi Brahman memiliki sifat yang
pemalu, cerdas dan bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya yang bervariasi.
Sapi Brahman suka menerima perlakuan yang halus tetapi bisa menjadi liar
apabila menerima perlakuan yang kasar. Oleh karana itu konsekuensinya penanganan
sapi jenis ini harus hati-hati. Akan tetapi secara keseluruhan sapi Brahman
mudah untuk dikendalikan.
Sapi Brahman memiliki warna yang bervariasi,
dari abu-abu muda, merah sampai dengan warna hitam. Namun kebanyakan berwarna
abu muda dan abu tua. Sapi jantan memiliki warna yang lebih tua dibandingkan
dengan betina dan mempunyai warna gelap didaerah bahu, leher, dan paha bawah.
Sapi Brahman bisa beradaptasi
dengan baik pada iklim yang panas, mereka bisa bertahan dari suhu antara 8-105
F, tanpa ganguan selera makan dan produksi susu. Jenis sapi Brahman banyak dikawin
silangkan dengan sapi-sapi dari eropa dan dikenal dengan sebuatan Brahman Cross
(BX).
2) Sapi Ongole
Sama seperti sapi Brahman, sapi
Ongole juga berasal dari India, tepatnya di kabupaten Guntur, propinsi Andra Pradesh.
Sapi ongole menyebar ke seluruh dunia termasuk juga Indonesia.
Sementara itu karakteristik Sapi
ongole adalah jenis ternak yang berukuran sedang, dengan gelambir yang lebar, longgar
dan menggantung. Badannya panjang dengan leher yang pendek. Kepala bagian depannya
lebar diantara kedua mata. Bentuk matanya elip dengan bola mata dan disekitar
matanya berwarna hitam. Telinganya agak kuat, berukuran 20-25 cm, dan agak menjatuh.
Memiliki tanduk yang pendek dan tumpul, tumbuh ke depan dan juga ke belakang.
Pada pangkal tanduknya tebal dan tidak ada retakan.
Warna yang populer dari jenis sapi
ongole adalah warna putih. Sapi jantan dibagian kepalanya berwarna abu tua,
pada kaki dan leher kadang-kadang warnanya hitam. Ekor berwarna putih, kelopak
mata berwarna putih dan otot berwarna segar, kuku warna cerah dan badannya berwarna
abu tua.
Sapi jenis ongole cenderung lambat
dewasa, baru pada umur 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot sapi jantan
berkisar 600 kg dan untuk sapi betina berkisar antara 300-400 kg. Sementara berat
lahirnya berkisar 20-25 kg. persentase karkas 45-58% dengan perbandingan daging
tulang 3,23 : 1.
3) Sumba Ongole (SO)
Sapi ongole (Bos indicus) memerankan
peranan penting dalam sejarah sapi di Indonesia. Sapi jantan Ongole dibawa dari
daerah Madras, India ke pulau Jawa, Sumba dan Madura. Sapi ini di Sumba dikenal
sebagai sapi Sumba Ongole. Sapi Sumba Ongole (SO) dibawa ke Jawa lalu dikawinkan
dengan sapi asal jawa, kemudian dikenal dengan peranakan ongole (PO).
Sapi ongole dan PO ini sangat baik
untuk mengolah lahan karena memiliki badan yang besar, kuat, bertemperamen
tenang, jinak, tahan panas, serta mampu beradaptasi dengan kondisi yang minim. Sapi
ongole yang berasal dari India dimasukkan pertama kali oleh Pemerintah Hindia
Belanda ke Pulau Sumba, sekitar tahun 1906-1907 pada awal abad ke 20. Dari
empat jenis sapi, yang dimasukkan ke Sumba pada saat itu yakni sapi Ongole,
sapi Madura, sapi Bali, dan sapi Jawa, ternyata hanya sapi Ongole yang mampu
beradaptasi dengan baik serta berkembang dengan cepat, di pulau dengan munsim
kemarau yang panjang ini.
4) Sapi Hereford
Sapi Hereford adalah turunan dari
sapi Eropa yang dikembangkan di Inggris, berat sapi jantannya rata-rata 900 kg
sedangkan berat sapi betinanya 725 kg. Bulunya biasanya berwarna merah, kecuali
pada bagian muka, perut bawah, dada dan ekor berwarna putih. Bentuk badannya membulat
panjang dengan ukuran lambung yang besar. Sebagaian sapi jenis ini bertanduk dan
yang lainnya tidak.
5) Sapi Shorthorn
Sapi Shorthorn sama dengan jenis
sapi Hereford yakni dikembangkan di Inggris. Bobot sapi jantan jenis ini
umumnya 1100 kg dan berat sapi betinanya 850 kg. Sapi jenis ini bulunya berbintik
putih dan merah. Bentuk tubuhnya bagus dengan punggung yang lurus dan pertumbuhan
ototnya kompak. Sebagian jenis sapi shorthorn bertanduk pendek, naum kebanyakan
tidak bertanduk.
6) Sapi Brangus
Sapi Brangus adalah sapi hasil persilangan
dari sapi betina Brahman dan jantan Angus. Ciri khas dari sapi ini ialah warna
hitam dengan tanduk yang kecil. Sifat Brahman yang diwarisi oleh sapi brangus ialah
adanya punuk, tahan gigitan serangga, tahan udara panas, dan mudah menyesuaikan
diri dengan pakan yang bermutu kurang baik. Sementara dari sapi Angus yang
diturunkan adalah produktifitas dagingnya tinggi serta persentase karkasnya tinggi.
7) Sapi Aberden Angus
Sapi angus (Aberden Angus) berasal
dari Skotlandia dan Inggris. Sapi Aberden Angus tidak mempunyai tanduk, umur
dewasa sapi Angus ialah 2 tahun, hasil karkasnya tinggi, sebagai penghasil
daging serta tidak dipergunakan untuk menghasilkan susu. Anak sapi angus ukurannya
cukup kecil sehingga induk tidak banyak mengalami stres pada waktu melahirkan
pedet. Untuk memperbaiki genetik dari sapi angus ini sering dilakukan kawin silang
dengan sapi lain, misalnya dengan sapi Brahman. Hasil persilangan tersebut
menghasilkan Brangus (Brahman Angus).
8) Sapi Santa Gertrudis
Sapi santa gertrudis adalah sapi
hasil persilangan dari sapi jantan Brahman dengan sapi betina Shorthorn, yang dikembangkan
pertama kali didaerah King Ranch Texas AS pada tahun 1943 dan selanjutnya pada
tahun 1973 masuk ke Indonesia.
Bobot sapi jantan jenis ini
rata-rata berkisar 900 kg sedangkan bobot sapi betinanya berkisar 725 kg. Badan
sapi jenis ini besar dan padat. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh bulu pendek,
halus dan berwarna merah kecoklatan. Punggungnya lebar dengan dada berdaging
tebal. Kepalanya lebar, dahi agak berlekuk dan wajahnya lurus. Gelambir lebar
berada dibawah leher dan perut. Sapi jantannya berpunuk kecil dengan kepala bertanduk.
Dibanding sapi Eropa sapi jenis Santa Gertrudis memiliki toleransi terhadap panas
yang lebih baik dengan pakan yang sederhana serta tahan gigitan caplak.
9) Sapi Droughmaster
Sapi Droughmaster adalah sapi
hasil persilangan antara betina Brahman dengan sapi jantan Shorthorn, yang dikembangkan
di Australia. Sapi jenis ini banyak ditemukan dipeternakan besar di Indonesia.
Sifat Brahman lebih dominan dalam diri sapi ini, badannya besar dengan otot yang
padat. Warna bulunya merah coklat muda hingga merah atau cokelat tua. Pada
ambing sapi betina ada bercak putih.
10)Sapi ACC (Australian Commercial Cross)
Sapi Australian Commercial Cross
(ACC) yang biasanya dipakai sebagai sapi bakalan pada usaha penggemukan
sapi di Indonesia adalah hasil persilangan dari sapi-sapi di Australia yang
tidak diketahui dengan jelas asal usul ataupun proporsi darahnya.
Dari beberapa informasi yang sudah
ditelusuri, ditemukan bahwa sapi ACC ini berasal dari peternakan sapi di
Australia Utara (Northern Territory). Sapi ACC ini bisa berupa sapi Brahman
Cross, Shorthorn Cross (SX), ataupun sapi hasil persilangan sapi-sapi Australia
yang cenderung masih memiliki darah sapi Brahman (Ngadiyono, 1995).
Meskipun begitu pengamatan
terhadap sapi-sapi bakalan ACC yang diimpor dari Australia ke Indonesia menunjukkan
bahwa secara fenotipik, karakteristik fisik sapi ACC ini lebih mirip dengan sapi
Hereford dan sapi Shorthorn yaitu bertubuh lebih pendek dan padat, kepala
besar, tidak mempunyai punuk dan gelambir, telinga kecil dan tidak menggantung,
kulit berbulu disekitar kepala, pola warnanya bervariasi antara warna sapi Hereford
dan sapi Shorthorn (Hafid, 1998).
Sementara itu menurut Australian
Meat and Livestock Corporation (1991), sapi ACC adalah sapi campuran dari Bos
Indicus (sapi Brahman) dan Bos Taurus (Sapi British, Hereford dan Shorthorn), sehingga
sapi ACC ini memiliki karakteristik yang menguntungkan dari kedua bangsa sapi tersebut,
yakni mudah beradaptasi terhadap lingkungan sub optimal seperti halnya sapi Brahman
dan memiliki pertumbuhan yang cepat seperti halnya sapi British.
Hafid dan Hasnudi (1998) sudah
membuktikan bahwa sapi bakalan ACC yang kurus apabila digemukkan dengan singkat
(60 hari) akan sangat menguntungkan karena sapi ACC ini menghasilkan pertambahan
bobot badan harian berkisar ±1.61 kg/hari dengan konversi pakan 8.22 dibandingkan
apabila digemukkan lebih lama (90 atau 120 hari).
11)Sapi Brahman Cross
Minish dan Fox pada tahun 1979 mengungkapkan
bahwa sapi Brahman di Australia secara komersial jarang dikembangkan secara
murni akan tetapi banyak disilangkan dengan sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil
persilangan dengan sapi Hereford dikenal dengan nama sapi Brahman Cross (BX).
Sapi jenis ini memiliki keistimewaan karena tahan terhadap suhu yang panas dan
gigitan caplak, mampu beradaptasi dengan makanan jelek dan memiliki kecepatan pertumbuhan
yang tinggi.
Selain itu menurut Turner (1977)
sapi Brahman Cross (BX) awalnya dikembangkan di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle
Research Centre didaerah Rockhampton Australia. Materi dasarnya ialah sapi jenis
American Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi BX memiliki proporsi 50% darah
Brahman, 25% darah Hereford dan 25% memiliki darah Shorthorn.
Sementara secara fisik bentuk fenotif
sapi BX cenderung lebih mirip sapi American Brahman karena proporsi darah yang
lebih dominan, seperti bentuk kepala dan telinga besar menggantung, punuk dan
gelambir masih jelas. Sementara pola warna kulitnya sangat bervariasi mewarisi
tetuanya.
Selain itu sapi Brahman Cross (BX)
mempunyai sifat-sifat seperti:
1)
Persentase kelahiran mencapai
81.2%
2)
Rataan bobot lahir 28.4 kg, bobot
umur 13 bulan bisa mencapai 212 kg dan umur 18 bulan dapat mencapai bobot 295
kg
3)
Angka mortalitas postnatal sampai
umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas lepas sapih sampai umur 15 bulan sebesar
1.2%, mortalitas sebelum disapih 4.4% dan mortalitas dewasa sebesar 0.6%.
4)
Daya tahan terhadap panas cukup
tinggi karena produksi panas basal rendah dengan pengeluaran panas yang
efektif.
5)
Ketahanan terhadap penyakit dan parasit
sangat baik
6)
Efisiensi penggunaan pakan
terletak antara sapi Brahman dan persilangan Hereford Shorthorn (Turner, 1977).
12)Sapi Limousin
Sapi Limousine adalah keturunan
sapi eropa yang berkembang di negara Perancis. Sapi jenis ini tingkat
pertambahan badannya sangat cepat perharinya bisa 1,1.kg. Memiliki ukuran tubuh
yang besar dan panjang, dadanya besar dan berdaging tebal. Selain itu bulunya berwarna
merah mulus, sorot mata tajam, kakinya tegap dengan warna pada bagian lutut ke bawah
berwarna terang. Tanduk yang ada pada sapi jantan tumbuh keluar dan cenderung
melengkung. Bobot sapi jantan berkisar 850 kg dan betinanya 650 kg.
13)Sapi Simmental
Sapi simental ini asalnya dari Swiss,
pertama kali dipublikasikan pada tahun 1806. Pemanfaatan sapi jenis Simental ini
ialah untuk produksi susu, mentega (butter), keju, daging dan juga dimanfaatkan
sebagai hewan penarik beban. Pada awal tahun 1785 parlemen Swiss membatasi
ekpor sapi jenis Simental karena mereka kekurangan sapi untuk memenuhi
kebutuhan didalam negerinya. Lalu kemudian sapi disebar di 6 benua.
Pada tahun 1990 bulu sapi jenis Simental
berwarna merah, kuning, dan putih. Namun pada masa ini kebanyakan berwarna
hitam. Peternak meyakini bahwa sapi hitam memiliki harga yang lebih baik
dibandingkan dengan warna lainnya. Sapi Simental merupakan jenis sapi yang jinak
dan mudah untuk dikelola, serta dikenal dengan pola daging yang ekstrim. Sapi
yang asli memiliki badan besar dengan tulang iga dangkal, namun akhir-akhir ini
sapi ukuran sedang lebih disenangi. Sapi jantan beratnya bisa mencapai 1000 sd 1400
kg, sedangkan sapi betinanya 600-850 kg. Masa produktif sapi betina jenis ini antara
10-12 tahun.
14)Sapi Peranakan Ongole (PO)
Sapi Peranakan Ongole (PO) adalah
sapi hasil persilangan antara sapi Ongole dengan sapi-sapi lokal yang terdapat
di pulau Jawa dan Sumatera. Karakteristik dari sapi ini memiliki ponok dan gelambir
kelihatan kecil atau tidak ada sama sekali. Warna bulunya sangat bervariasi, namun
pada umumnya berwarna putih ataupun putih keabu-abuan. Sapi jenis ini banyak ditemukan
dipulau Jawa terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tidak ada komentar untuk "JENIS-JENIS SAPI POTONG"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan topik pembahasan, terima kasih.