Karakteristik Jenis Sapi Brahman Cross
Karakteristik Jenis Sapi Brahman Cross
Minish dan Fox pada tahun 1979 mengungkapkan
bahwa sapi Brahman di Australia secara komersial jarang dikembangkan secara
murni akan tetapi banyak disilangkan dengan sapi Hereford Shorthorn (HS). Hasil
persilangan dengan sapi Hereford dikenal dengan nama sapi Brahman Cross (BX).
Sapi jenis ini memiliki keistimewaan karena tahan terhadap suhu yang panas dan
gigitan caplak, mampu beradaptasi dengan makanan jelek dan memiliki kecepatan pertumbuhan
yang tinggi.
Selain itu menurut Turner (1977)
sapi Brahman Cross (BX) awalnya dikembangkan di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle
Research Centre didaerah Rockhampton Australia. Materi dasarnya ialah sapi jenis
American Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi BX memiliki proporsi 50% darah
Brahman, 25% darah Hereford dan 25% memiliki darah Shorthorn.
Sementara secara fisik bentuk fenotif
sapi BX cenderung lebih mirip sapi American Brahman karena proporsi darah yang
lebih dominan, seperti bentuk kepala dan telinga besar menggantung, punuk dan
gelambir masih jelas. Sementara pola warna kulitnya sangat bervariasi mewarisi
tetuanya.
Selain itu sapi Brahman Cross (BX)
mempunyai sifat-sifat seperti:
1)
Persentase kelahiran mencapai
81.2%
2)
Rataan bobot lahir 28.4 kg, bobot
umur 13 bulan bisa mencapai 212 kg dan umur 18 bulan dapat mencapai bobot 295
kg
3)
Angka mortalitas postnatal sampai
umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas lepas sapih sampai umur 15 bulan sebesar
1.2%, mortalitas sebelum disapih 4.4% dan mortalitas dewasa sebesar 0.6%
4)
Daya tahan terhadap panas cukup
tinggi karena produksi panas basal rendah dengan pengeluaran panas yang
efektif.
5)
Ketahanan terhadap penyakit dan parasit
sangat baik
6)
Efisiensi penggunaan pakan
terletak antara sapi Brahman dan persilangan Hereford Shorthorn (Turner, 1977).
Menurut Winks et al. (1979),
jantan kebiri sapi BX di daerah tropik Quensland secara normal performansnya di
bawah bangsa sapi eropa. Pada lingkungan yang beriklim sedang, steer sapi
Hereford cenderung lebih cepat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan sapi BX.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada
bobot hidup finishing yang sama produksi karkas sapi BX cenderung lebih berat
dari pada sapi Frisian karena mempunyai persentase karkas (dressing percentage) yang lebih tinggi. Bobot karkas sapi Shorthorn
ada diantara sapi Brahman dan sapi Hereford. Persentase karkas sapi Hereford cenderung
lebih rendah jika dibandingkan dengan sapi BX dan lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan sapi Frisian. Karkas sapi Frisian mempunyai persentase tulang yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sapi Shorthorn dan BX. Kadar lemak cukup bervariasi
mulai dari 4.2% sampai dengan 11.2%, terendah pada sapi Frisian dan tertinggi pada
Shorthorn.
Di Indonesia sendiri, sapi BX
diimpor dari Australia pada tahun sekitar 1973 akan tetapi penampilan yang dihasilkan
tidak sebaik dengan yang ada di Australia. Hasil pengamatan diladang ternak Sulawesi
Selatan memperlihatkan bahwa:
1)
Persentase beranak 40.91%
2)
Mortalitas pedet 5.93%
3)
Calf crop 42.54%
4)
Bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5
kg (jantan) dan 138.3 kg (betina)
5)
Mortalitas induk 2.92%
6)
Pertambahan bobot badan sebelum
disapih berkisar sebesar 0.38 kg/hari (Hardjosubroto, 1984; Ditjen Peternakan
dan Fapet UGM, 1986).
Sebagian besar sapi yang ada di Australia
adalah sapi American Brahman dan sapi Santa Gertrudis yang di impor dari benua Amerika.
Persilangan antara kedua bangsa sapi tersebut dengan sapi Zebu menghasilkan bangsa
sapi yang sama dengan sapi American Brahman dan sapi Santa Gertrudis yaitu sapi
Brangus dan Braford.
Persilangan yang dilakukan lebih
lanjut menghasilkan sapi Droughtmaster yang merupakan hasil dari persilangan dengan
komposisi darah 3/8- 5/8 darah Zebu utamanya American Brahman yang diimpor dari
Texas Amerika (Payne, 1970). Sedengkan sapi Brangus memiliki komposisi darah
5/8 Angus dan 3/8 Brahman (Minish dan Fox, 1979).
Tidak ada komentar untuk "Karakteristik Jenis Sapi Brahman Cross"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan topik pembahasan, terima kasih.